Cinta, satu kata sejuta makna, itu kata para pujangga. Dan mungkin
ungkapan itu sudah tepat karna memang tidak pernah ada satu pun definisi
tentang cinta yang dapat memuaskan semua orang. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), Cinta merupakan wakil dari perasaan kasih,
sayang, atau rindu yangsangat dalam, sedangkan menurut motivator ulung
Mario Teguh yang penjelasannya selalu bisa diterima dan memuaskan
puluhan juta orang di Indonesia dan mancanegara cinta adalah
“ketertarikan yang tidak masuk akal yang bisa muncul secara instant
(cepat) dan tidak permanent alias ada masa kadaluarsanya /memiliki tidak
jenuh, dan menurut pak Mario lagi untuk tetap melanjutkan kebersamaan
dengan pasangan setelah cinta itu kadaluarsa adalah dengan kasih sayang,
dimana kasih sayang itu sendiri oleh pak Mario diartikan sebagai
“keputusan sadar untuk menjadikan kebersamaan seseorang”.
Terlepas dari itu semua, setiap insan berhak dan bebas mendefinisikan
dan mengartikan cinta itu seperti apa, terlebih di kalangan remaja yang
masih sangat labil pemikirannya. Cinta oleh remaja diartikan sangat
dangkal, sepotong-sepotong, dan tidak objektik, melainkan diartikan dan
diyakini seperti apa yang mereka hadapi dan mereka rasakan, seperti
hikayat 4 orang buta yang dikenalkan dengan seekor gajah, yang kebetulan
hanya memegang ekor menganggap gajah itu adalah seperti cambuk, yang
kebetulan merangkul kakinya mengartikan gajah seperti batang pohon
kelapa, yang meraba-raba perutnya gajah dirasa seperti tembok yang
menggantung, dan yang hanya memegang telinga gajah olehnya dianggap
tipis dan lebar. Seperti itu pula para remaja yang terlibat dalam cinta
yang cenderung ke romantika antara pria dan wanita memahami cinta sesuai
suasana hati mereka. Mereka yang tak segan-segan selalu berkorban dan
merasa ringan memberi apapun karna cinta memahami cinta adalah
pengorbanan, mereka yang terbiasa apa adanya mengatakan cinta adalah
ketulusan, mereka yang selalu beruntung mendapatkan seseorang pujaannya
yang lantas membuatnya bahagia tak henti-hentinya berdendang bahwa cinta
adalah sumber bahagia, dan mereka yang dalam posisi selalu tersakiti
dan tercampakkan melihat cinta adalah sebuah hal yang identik dengan
luka.
Dari pengartian dan pemahaman bebas tentang cinta oleh
remaja yang sangat kompleks tersebut, semakin mengukuhkan cinta sebagai
persoalan yang menempati urutan teratas dari beberapa problema yang
sangat menentukan masa depan remaja. Bila perhatian orang tua,
lingkungan, pergaulan, dan pendidikan berpengaruh membentuk pola pikir
dan intelegensi remaja, maka cinta berpengaruh menentukan
langkah-langkah strategis atau pilihan yang paling ekstrim sekaligus
dalam fase kehidupan remaja.
Sebagai contoh, tatkala remaja
sedang jatuh cinta, maka hatinya akan selalu berbunga-bunga, imajinasi
meningkat, dan cenderung akan menggila (melakukan hal-hal yang tidak
wajar) demi untuk memenuhi hasratnya. Melakukan apapun demi mendapatkan
seseorang yang ia suka, bahkan akan rela mengorbankan materi,sekolah,
persahabatan, dan lebih miris lagi kehormatan akan diberikan kalau
itumemang bisa membuatnya tetap bersama dengan orang yang ia cinta.
Seorang remaja yang sedang dilanda cinta tiada waktu dalam kesadarannya
kecuali hanya mengingat dan teringat orang yang ia cinta, dalam bahasa
cinta disebut “kasmaran”, dan ketika dia kecewa karna cinta tak terbalas
atau putus cinta maka seolah-olah hidupnya pun berakhir, dunia serasa
kiamat, dan hatinya hancur berkeping-keping. Biarpun diganti dengan
seribu pria/wanita tetap sajalebih memilih orang yang ia cinta, walaupun
secara kenyataan orang yang ia cintai sebenarnya tidak pantas untuk
selalu dipuja melebihi segalanya, logikatidak lagi bekerja, dan tidak
salah lagi ini yang kemudian sering disebut “cinta itu buta”, dalam
hadits Nabi pun ada disinggung soal cinta yang cenderung membutakan ini,
“Kecintaanmu terhadap sesuatu dapat membuatmu buta dan tuli” hadits
diriwayatkan oleh Imam Ahmad.
Dalam moment-moment yang menentukan
masa depan remaja cinta akan memegang peran yang sangat besar. Seperti
ketika remaja hendak memilih sekolah lanjutan, maka ia akan memilih yang
satu sekolah atau setidaknya tidak jauh dengan orang yang ia cinta,
bahkan ada yang drop out dari sekolah karena orang yang ia cinta tidak
lagi ada di sana, atau tidak sanggup lagi kalau terus-terusan
bertemudengan orang yang ia cinta tersebut karna sudah membuat terluka.
Dalam lingkup dunia kerja juga tidak jauh beda, cinta selalu dijadikan
candu untuk alasan mencapai kesuksesan dan dalam waktu yang sama juga
dijadikan kambing hitam dalam setiap kegagalan. Seolah-olah sangat sulit
dan terasa tidak mungkin untuk keluar dari belenggu cinta dan bangkit
dari keterpurukan yang disebabkan oleh cinta pula.
Setiap orang
yang sudah dewasa pasti akan menyadari kebodohan dan kelucuannya sendiri
saat mengingat apa yang ia lakukan ketika ia masih remajadulu. Betapa
tidak masuk akalnya ketika dulu menangis berhari-hari hanya karna
dilukai seseorang yang sebenarnya tidak memiliki peran apapun dalam
hidupnya, ketika lebih memilih melakukan hal-hal bodoh yang sama sekali
tidak bermanfaat hanya demi menuruti permintaan orang yang dicinta, saat
berkata bahwa tidak bisa hidup tanpa dia, dan saat berkata bahwa tidak
ada satupun pria/wanita yang lebih baik dari dia.
Dalam dewasa
ini, dimana kemajuan teknologi informasi dan komunikasi semakin
menjadi-jadi, yang kita rasa terhadap remaja dampak negatif tampaknya
lebih dominan daripada dampak positifnya tidak ada cara lain kita
sebagai yang lebih dewasa dan telah sukses melewati fase remaja dengan
aman untuk mengambil langkah-langkah strategis guna menyelamatkan remaja
dari “belenggu cinta”. Selain nasehat, motivasi, pendidikan, dan lain
sebagainya yang berhubungan dengan pembenahan karakter, ada hal lain
lagi yang sebenarnya tidak kalah penting, sepertinya sepele, tapi
mungkin akan sangat efektif untuk kita terapkan, diantaranya :
1.
Selalu monitor status percintaan anak, adik, atau saudara kita yang
masih remaja. Memonitor beda dengan melarang, memonitor artinya kita
bisa lebih melihat dan meraba dari dekat seperti apa kisah cinta anak,
adik, atau saudara kita yang masih remaja tersebut. Bila kita sungkan
bertanya secara langsung atau takut membuatnya tidak nyaman, bisa kita
tanyakan atau cari tahu dari teman atau sahabatnya. Kita jangan sampai
terlalu dangkal menyelami dunia cinta remaja, jangan karna hanya kita
melihat pergaulannya sudah aman, atau tingkah lakunya sudah benar,
lantas kita juga menganggap dia aman dari belenggu atau ancaman cinta
yang menyesatkan, efek cinta bisa bekerja kepada siapa saja, tidak
memandang karakter atau sifat seseorang remaja. Pastikan status
percintaannya jelas (jelas baik dan tidak sampai mengganggu, lebih-lebih
merusak pendidikan dan karakternya)
2. Tatkala remaja itu
ada pada masa-masa galau, bahkan hatinya hancur karna cinta, tidak perlu
kita terlalu memaksakan nasehat, karna sebagus apapun, dan selogis
apapun nasehat itu, meskipun kita ulang-ulang ratusan kali, bahkah
berganti-ganti pula orang yang menasehati tetap saja tidak akan bisa
akalnya menerima. Sebisa mungkin dan sesering mungkin ajak dia untuk
sibuk, akan lebih bagus lagi bila kesibukan itu juga melibatkan
fikirannya. Dengan aktifitas atau kesibukan pastinya tidak akan sempat
membuat fikirannya menerawang memikirkan persoalan cinta, lambat laun
sang pujaan hati yang dominan di hatinya perlahan akan menjadi tidak
terlalu penting, dan pada akhirnya sama sekali tidak penting. Hanya
dengan cara memudarkan perasaannya lah kita bisa mengobati lukanya,
tidak bisakita memaksa hati dan fikirannya untuk melupakan orang yang
pernah berarti dalam hidupnya, itu sama sekali tidak mungkin, kecuali
dia hilang ingatan.
3. Perlihatkan, ceritakan, atau gambarkan
luasnya dinamika kehidupan yang sesungguhnya, buat dia sadar bahwa
cinta adalah salah satu bagian saja dari problem di dunia, banyak
problem-problem lain yang lebih urgen daripada cinta, hal itu bisa kita
tunjukkan dengan menceritakan dunia kerja, menunjukkan susahnya
kehidupan orang lain, atau memotivasi untuk masa depannya agar menjadi
sesuatu yang berarti. Dengan demikian pola pikirnya perlahan akan
terbentuk, luka di hati tetap tidak bisa lenyap, namun luka itu tidak
akan lagi terlalu dirasa karna hatinya telah terisi oleh hal-hal lain
yang juga tidak kalah penting atau bahkan menjadi lebih penting
ketimbang hanya soal cinta.
Bila hal-hal tersebut di atas sudah
diterapkan, remaja kemungkinan besar akan bisa move on, dan tidak picik
lagi dalam menyikapi persoalan cinta, yang berimplikasi terhadap masa
depannya, dimana masa-masa remaja tidak hanya masa mas yang sangat
berharga, melainkan juga masa batu yang bila sudah lapuk dan hancur
tidak akan bisa kembali menjadi keras dan terulang menjadi batu lagi.

0 komentar:
Posting Komentar