Mungkinkah Negara Bisa Dipimpin Dua Presiden (?)

by 05.34 0 komentar

Mungkinkah sebuah negara republik bisa dipimpin serta dikendalikan oleh 2 orang president (?) …. bila jawabannya ‘mungkin’ maka mengapa kita tidak mencoba mempraktekkannya misal (?) …..

Tetapi bila anda berpandangan bahwa itu adalah suatu hal yang ‘mustahil’ serta berbahaya bila dipraktekkan maka tentu kita tak boleh coba coba untuk mempraktekkannya


Bagi yang beranggapan ‘mustahil’ tentu memiliki argument tersendiri untuk berpandangan demikian, diantaranya adalah argumentasi yang bersifat prinsipil bahwa kedudukan president adalah kedudukan TER tinggi dalam struktur pemerintahan yang otomatis tak bisa ada dua,jangankan tingkatan president tingkatan kepala desa saja merupakan orang yang TER tinggi di struktur pemerintahan desa sehingga mustahil bisa ada dua.lalu argument berikutnya mungkin adalah bahwa mustahil negara bisa dikendalikan oleh dua ide - dua konsep yang berbeda yang berasal dua isi kepala yang berbeda

Nah manusia sudah terbiasa berfikir logis - tertata - konstruktif bila berbicara perihal struktur yang memiliki bukti empirik langsung seperti masalah ke negara an - kemasyarakatan,tetapi banyak yang masih berfikir amburadul - tak tertata - ‘absurd’ ketika berbicara masalah struktur alam semesta - hal abstrak seperti masalah ketuhanan - konsep balasan,misal orang yang masih sulit menerima konsep tentang Tuhan yang hanya mungkin ada satu dan masih saja percaya akan adanya ‘tuhan’ yang bisa banyak,lalu orang yang masih sulit menerima keharusan adanya konsep balasan Ilahi yang adil

Bila bisa berfikiran logis - tertata bahwa sebuah negara saja mustahil bila dipimpin oleh 2 orang president atau apalagi lebih maka lalu … mengapa tidak berfikir seperti itu ketika harus berfikir tentang struktur alam semesta yang pasti jauh lebih rumit ketimbang struktur sebuah negara yang mana mustahil bisa diciptakan serta dikendalikan oleh 2 Tuhan apalagi lebih ….

Lalu mengapa seolah ada banyak ‘tuhan’ yang berbeda beda yang disebut oleh banyak golongan yang berbeda beda agama dan kepercayaan (?) .. itu tentu bukan berarti Tuhan itu bisa banyak tetapi merupakan tantangan bagi para pencari kebenaran untuk berfikir jernih mencari mana sebenarnya Tuhan yang sebenarnya yang layak disebut sebagai ‘Tuhan’ ( ‘T’ besar)

Sebab jangankan di dunia alam abstrak yang tak mengenal ‘hak paten’ resmi, di dunia produk materi saja yang jelas jelas ada ‘hak paten’ nya pemalsuan masih mudah untuk terjadi sehingga orang harus teliti mencari mana sebenarnya produk yang asli dan mana produk yang tiruan.di dunia alam abstrak manusia bisa saja dengan mudah dan bebas ‘membuat’ atau tepatnya ‘mengkhayalkan’ apapun lalu dianggap ‘ada’ atau dianggap ‘benar’,tetapi untungnya kita diberi Tuhan akal fikiran dan nurani untuk menyaring mana yang sebenarnya benar dan mana yang sebenarnya salah - mana yang produk khayal dan mana yang hakiki - sebenarnya

Tuhan yang sebenarnya tentu bukan hasil produk khayal atau produk alam fikiran manusia sehingga tak bisa semua yang dikhayalkan sebagai ‘tuhan’ oleh manusia lantas harus dianggap sebagai tuhan yang sebenarnya. sehingga syarat utama untuk bisa didefinisikan sebagai Tuhan yang sebenarnya tentu harus bukan produk alam fikiran manusia. dan untuk membuktikan itu maka Tuhan yang sesungguhnya itu harus yang bisa memperlihatkan eksistensi keberadaanNya dengan cara cara yang tentu mustahil bisa dibuat oleh manusia. ini adalah cara logis - rasional untuk membedakan antara Tuhan yang sebenarnya dengan ‘tuhan’ hasil produk alam fikiran manusia,dan cara untuk mengorganisir ilmu ketuhanan secara tertata agar jangan rancu - tumpang tindih bagi akal fikiran,agar kita bisa memilah antara yang khayali dengan yang sesungguhnya, antara yang logis - yang masuk di akal dengan yang irrasional

Karena sikap ‘menyamaratakan’ atau menganggap sama antara Tuhan yang sebenarnya dengan ‘tuhan’ produk alam fikiran manusia ini kemudian berimbas pada menyamaratakan beragam kepercayaan yang ada, sehingga ujungnya semua kepercayaan yang ada lalu dianggap ‘sama benar’,sebuah prinsip yang tentu saja berlawanan atau melawan logika akal fikiran.karena beranggapan ‘semua benar’ itu sama saja dengan beranggapan bahwa tiap ‘tuhan’ yang disebut manusia termasuk didalamnya ‘zeus’ - ‘latta - uzza’ misal semuanya menjadi dianggap ‘ada’,sedang menurut logika akal fikiran saja mustahil alam semesta ini bisa diciptakan dan lalu kendalikan oleh dua atau apalagi banyak ‘tuhan’

Yah … mencari Tuhan yang sebenarnya memang pada akhirnya akan bersinergi dengan mencari kebenaran yang sebenarnya, sebab Tuhan yang sebenarnya itu tentu memiliki konsep dan tidak akan lepas tangan atas ciptaanNya melainkan Ia pasti akan bertanggung jawab dengan memberinya petunjuk untuk agar mereka bisa mengenal siapa Tuhan yang sebenarnya dan apa yang harus mereka lakukan dalam kehidupannya
Mencari kebenaran sejati pada akhirnya akan kembali kepada prinsip mencari yang satu - yang hakiki diantara yang banyak tetapi yang bukan yang sejati - bukan yang sesungguhnya,sebab kebenaran sejati itu mustahil banyak dan satu sama lain saling berlawanan

Dan,… hidup pada awalnya memang adalah ujian untuk berfikir .. lalu setelah itu ujian untuk beramal .. lalu setelah itu ujian untuk pasrah .. lalu setelah itu ujian untuk ikhlas
…..

Terima kasih … mudah mudahan tidak berfikir ‘absurd’ - irrasional lagi tentang Tuhan serta tentu tentang ‘kebenaran’

Unknown

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 komentar:

Posting Komentar